stringbusters.com – Suling atau serulin adalah alat musik suku Sunda di Jawa Barat, Indonesia. Ini digunakan dalam ansambel Degung. Seruling cincin bambu juga dapat ditemukan di Asia Tenggara, terutama di Brunei Indonesia, Malaysia, Filipina dan Singapura.

 

Konstruksi
Suling dibuat terutama dari bambu “tamiang” (Schizostachyum blumei, Nees), sebuah tabung bambu panjang berdinding tipis. Corong suling dilingkari dengan pita tipis yang terbuat dari rotan di dekat lubang kecil.

Metode bermain

Pemain suling Sunda, anggota grup Gamelan SambaSunda

Ada dua faktor yang mempengaruhi nada suling halus:

 

– Posisi jari.
– Kecepatan aliran udara yang dihembuskan oleh mulut.

 

Posisi fingering mengubah panjang gelombang resonansi suara di dalam tubuh suling. Tergantung pada jarak lubang terdekat ke kepala suling, nada yang berbeda dapat dihasilkan. Kecepatan aliran udara juga dapat mengubah frekuensi nada. Sebuah nada dengan frekuensi dua kali dapat dihasilkan sebagian besar dengan meniupkan udara ke lubang kepala suling dengan kecepatan dua kali lipat.

Dalam musik Bali suling merupakan instrumen penting dan tampaknya mirip dengan bentuk lain dari suling Jawa. Cara memainkannya, bagaimanapun, membedakannya dari bentuk-bentuk suling Indonesia lainnya. Yaitu, perlu bagi para pemain untuk menggunakan teknik pernapasan melingkar untuk menciptakan rasa keteguhan yang sangat kuat yang berlanjut bahkan pada saat-saat klimaks dramatis oleh instrumen gamelan perkusi.

 

Efek khusus

– Slur, adalah mengubah nada secara dinamis dari satu posisi nada ke posisi lain tanpa menghentikan aliran udara. Misalnya, mengubah dari 5 menjadi 4, 4 menjadi 5, 2 menjadi 1 dst.
– Puruluk, (istilah bahasa Sunda) adalah efek yang ditimbulkan oleh buka-tutup lubang suling yang berulang-ulang dengan cepat oleh satu atau lebih jari. Suara yang dihasilkan mirip dengan suara burung merpati. Puruluk termudah dapat dihasilkan dengan membuka dan menutup jari tengah seperti yang ditunjukkan oleh gambar berikut:- Dalam teknik Sunda, ada efek lain yang dikenal seperti wiwiw, keleter, lelol, gebos, petit, jengkat, dan betrik.

 

Jenis
bahasa sunda

 

Di wilayah Sunda, suling digunakan sebagai

– salah satu alat musik utama dalam kacapi suling
– Instrumen pengiring dalam Gamelan Degung, Tembang Sunda

 

Penyetelan

Suling dapat memiliki 4 lubang atau 6 lubang. Suling Sunda 6 lubang dapat memainkan setidaknya tiga tangga nada yang berbeda. Beberapa suling adat memiliki 7 atau 8 lubang sebagai lubang tambahan untuk memainkan tangga nada yang diperpanjang seperti Mandalungan, versi Degung yang ditransposisikan.

 

– Pelog Degung: da mi na ti la da [1 2 3 4 5 1],
– hampir sama dengan do si sol fa mi do [1′ 7 5 4 3 1] dalam skala diatonis Barat.
– Madenda atau Sorog: da mi na ti la da [1 2 3 4 5 1], hampir mirip dengan fa mi do si la fa [4′ 3′ 1′ 7 6 4] dalam skala diatonis Barat. Madenda secara konseptual dimainkan dengan mengubah nada ke-3 Degung [1′ 7 5 4 3 1] dalam skala diatonis menjadi [1′ 7 6 4 3 1], dan memindahkan Sunda 1/da ke posisi 4/fa Barat.
– Saléndro: da mi na ti la da [1 2 3 4 5 1],
– hampir mirip dengan re do la sol fa re [2′ 1′ 6 5 4 2] dalam skala diatonis Barat. Nada salendo adalah nada-nada yang terbagi hampir lima sama rata, yang disebut Saléndro Padantara (interval yang sama). Pembagian not Saléndro yang tidak seimbang disebut sebagai Saléndro Bédantara (interval yang tidak sama).
– Mandalungan: tangga nada yang jarang digunakan, mirip dengan tangga nada Degung, tetapi sebenarnya adalah tangga nada Degung yang ditransposisikan dengan mengubah nada ke-4 Madenda [4′ 3′ 1′ 7 6 4] dalam skala diatonis Barat menjadi [4′ 3′ 1′ 7 6 4]. Pada dasarnya terdengar sama dengan Degung, hanya dengan transposisi yang berbeda. Skala ini membutuhkan lubang tambahan (biasanya di belakang suling) untuk bermain.

 

Suling di luar Indonesia
Di Brunei, suling hari ini dimainkan selama festival budaya dan acara lainnya bersama dengan instrumen tradisional Brunei lainnya terutama Gulintangan. Sedangkan di Malaysia Timur, khususnya di Sabah dengan berbagai macam alat musik aerophone, alat musik ini dimainkan oleh semua suku pedalaman di negara bagian Kadazan-Dusun, Murut, Rungus dan Lun Bawang/Lundayeh. Di Sarawak, suling banyak dimainkan oleh laki-laki di rumah panjang orang Dayak.

 

Disebut juga suling oleh Tausug, Yakan, B’laan, dan Tiruray. Nama lain untuk suling termasuk lantey (Ata), kinsi (Bukidnon), dagoyong (Higanon)[10] dan babarak (Palawan)

 

Suling Maguindanaon adalah suling bambu terkecil di Maguindanaon dan satu-satunya yang diklasifikasikan sebagai suling cincin (dua suling bambu Maguindanaon lainnya, tumpong dan palendag keduanya merupakan suling bibir lembah). Udara dilewatkan melalui suling melalui lubang tiup yang terdapat di bagian bawah instrumen dan pitch dikontrol melalui lima lubang jari di bagian atas dan satu lubang jari yang terletak di bagian bawah. Secara tradisional hanya palendag yang biasa dimainkan tetapi karena sifat sulit memainkan palendag, baik tumpong maupun suling telah menggantikan palendag sebagai aerofon Maguindanaon yang paling umum.